Perjalanan
hidup dalam suatu sejarah terasa begitu pentingnya, apalagi terhadap seseorang
yang notabenenya begitu masyhur dikalangan masyarakat bahkan kemasyhuran yang
datang akibat budi pekerti maupun akhlaq yang mulia.
Kita dapat
menilai dan menimbang pentingnya arti sebuah sejarah yang asal mulanya dari
sebuah peradaban tempo dulu, peradaban masa lalu yang di lakukan makhluk hidup
sebelum kita berada di dunia yang penuh kebohongan ini,. kenapa saya mengatakan
dunia yang penuh kebohongan .?. . karena sejarah-sejarah yang kita terima saat
ini mungkin hanyalah sebagian dari keabstrak kan sebuah sejarah, . kita adalah
korban dari para sejarawan yang munafik.
Sejarawan
terkenal asal pacitan soedjiwo tedjo pernah mengatakan saat seminar bahwasannya “ seorang
sejarawan itu munafik”. Sebab mereka memperkenalkan
suatu sejarah hanya dalam segi positifnya saja sedangkan negativ nya tidak,
dalam seminarnya soedjiwo tedjo menyatakan ketika pahlawan peperangan 10
november di surabaya, bung tomo dan para pemuda surabaya dulu berperang tidak
hanya melantunkan ucapan “Allahuakbar” saja, melainkan ucapan “jancuk” pun di ucapkan waktu peperangan,
sejarah ini tidak bisa dipungkiri karena bagi pemuda surabaya ucapan “jancuk”
adalah sebuah simbol kemarahan, awal dari sebuah organisasi yang di
deklarasikan oleh soedjiwo tedjo “jancukers”, yang menyatakan semua manusia “jancuk”
semua.
Pahlawan revolusi
kita Ir.soekarno, sejarawan memandang beliau baik maka dari itu kita juga
memandang beliau baik, tetapi apakah sejarawan pernah membicarakan tentang
keburukan beliau bukankah tak ada yang sempuran di dunia ini. Ir.soekarno pun
begitu, banyak kekurangan-kekurangan yang beliau miliki.
Pada masa orde
baru, Ir.soekarno memimpin sebagai tatanan tertinggi di masa itu, tidak ada
yang berani menantang beliau karena beliau pahlawan revolusi. Apakah pada saat
itu rakyat kita hidup dengan aman, tentram dan makmur ?. . . tidak, banyak kejahatan dan kekejaman melanda
masyarakat. Mahasiswa-mahasiswa pun banyak yang menuntut beliau untuk turun
jabatan karena ketidak adilan yang dirasakan oleh masyarakat, Ir. Soekarno haus
akan kekuasaan, haus akan wanita dan haus akan sebuah harta, bukankah sama
artinya kita kembali ke zaman jahiliyah yang Cuma hidup berdasarkan tahta,
harta dan wanita. Pada saat itu berdirilah organisasi komunis, partai komunis
indonesia (PKI), organisasi masyarakat, oragnisasi pemberontak yang mau
mengambil alih kekuasaan atas bumi pertiwi kita, indonesia. Ir.soekarno yang
yang mendengar berdirinya organisasi tadi tidak tinggal diam, beliau
menggerakkan teori-teori politik untuk menjerumuskan dalam sebuah lembah
kekejian.
Masa Ir.soekarno
berakhir, pemerintahan negara pun diambil alih oleh pimpinan tentara “Ir.soeharto”,
pahlawan pemberantas pemberontak PKI setelah kepemimpinan Ir.soekarno yang
menjerumuskan PKI, pemberantas pemberontakan PKI Ir.soeharto sebenarnya hanya
menjadi seorang eksekusi untuk PKI bukan pemberantas, pemberantas yang
sebenarnya adalah Ir. Soekarno yang bekerja di belakang pemberantasan, PKI di
bubarkan dan anggota-anggotanya yang masih ada di siksa oleh pemeritah seperti
penyiksaan pada masa peradaban romawi.
Pertanyaannya
apakah para sejarawan pernah menyatakan separti ini, sejarawan hanya memandang
sebelah mata padahal mereka tidak tahu bahwa sesungguhnya segala sesuatu ada
sisi baik dan buruk nya, jangan memandang segala sesuatu dengan sebelah mata
karena orang picek itu sangatlah picik.07.11.13.raden
No comments:
Post a Comment