Wednesday, November 6, 2013

kemunafikan sejarawan



 Perjalanan hidup dalam suatu sejarah terasa begitu pentingnya, apalagi terhadap seseorang yang notabenenya begitu masyhur dikalangan masyarakat bahkan kemasyhuran yang datang akibat  budi pekerti maupun akhlaq yang mulia.


Kita dapat menilai dan menimbang pentingnya arti sebuah sejarah yang asal mulanya dari sebuah peradaban tempo dulu, peradaban masa lalu yang di lakukan makhluk hidup sebelum kita berada di dunia yang penuh kebohongan ini,. kenapa saya mengatakan dunia yang penuh kebohongan .?. . karena sejarah-sejarah yang kita terima saat ini mungkin hanyalah sebagian dari keabstrak kan sebuah sejarah, . kita adalah korban dari para sejarawan yang munafik.
Sejarawan terkenal asal pacitan soedjiwo tedjo pernah mengatakan saat seminar bahwasannya   “ seorang sejarawan itu munafik”.  Sebab mereka memperkenalkan suatu sejarah hanya dalam segi positifnya saja sedangkan negativ nya tidak, dalam seminarnya soedjiwo tedjo menyatakan ketika pahlawan peperangan 10 november di surabaya, bung tomo dan para pemuda surabaya dulu berperang tidak hanya melantunkan ucapan “Allahuakbar” saja, melainkan ucapan  “jancuk” pun di ucapkan waktu peperangan, sejarah ini tidak bisa dipungkiri karena bagi pemuda surabaya ucapan “jancuk” adalah sebuah simbol kemarahan, awal dari sebuah organisasi yang di deklarasikan oleh soedjiwo tedjo “jancukers”, yang menyatakan semua manusia “jancuk” semua.
Pahlawan revolusi kita Ir.soekarno, sejarawan memandang beliau baik maka dari itu kita juga memandang beliau baik, tetapi apakah sejarawan pernah membicarakan tentang keburukan beliau bukankah tak ada yang sempuran di dunia ini. Ir.soekarno pun begitu, banyak kekurangan-kekurangan yang beliau miliki.
Pada masa orde baru, Ir.soekarno memimpin sebagai tatanan tertinggi di masa itu, tidak ada yang berani menantang beliau karena beliau pahlawan revolusi. Apakah pada saat itu rakyat kita hidup dengan aman, tentram dan makmur ?. . . tidak,  banyak kejahatan dan kekejaman melanda masyarakat. Mahasiswa-mahasiswa pun banyak yang menuntut beliau untuk turun jabatan karena ketidak adilan yang dirasakan oleh masyarakat, Ir. Soekarno haus akan kekuasaan, haus akan wanita dan haus akan sebuah harta, bukankah sama artinya kita kembali ke zaman jahiliyah yang Cuma hidup berdasarkan tahta, harta dan wanita. Pada saat itu berdirilah organisasi komunis, partai komunis indonesia (PKI), organisasi masyarakat, oragnisasi pemberontak yang mau mengambil alih kekuasaan atas bumi pertiwi kita, indonesia. Ir.soekarno yang yang mendengar berdirinya organisasi tadi tidak tinggal diam, beliau menggerakkan teori-teori politik untuk menjerumuskan dalam sebuah lembah kekejian.
Masa Ir.soekarno berakhir, pemerintahan negara pun diambil alih oleh pimpinan tentara “Ir.soeharto”, pahlawan pemberantas pemberontak PKI setelah kepemimpinan Ir.soekarno yang menjerumuskan PKI, pemberantas pemberontakan PKI Ir.soeharto sebenarnya hanya menjadi seorang eksekusi untuk PKI bukan pemberantas, pemberantas yang sebenarnya adalah Ir. Soekarno yang bekerja di belakang pemberantasan, PKI di bubarkan dan anggota-anggotanya yang masih ada di siksa oleh pemeritah seperti penyiksaan pada masa peradaban romawi.
Pertanyaannya apakah para sejarawan pernah menyatakan separti ini, sejarawan hanya memandang sebelah mata padahal mereka tidak tahu bahwa sesungguhnya segala sesuatu ada sisi baik dan buruk nya, jangan memandang segala sesuatu dengan sebelah mata karena orang picek itu sangatlah picik.07.11.13.raden


No comments:

Post a Comment