Dari tiga kata di atas 75 % pasti seorang yg ada dalam pesawatlah yg dikata sukses, bahagia, menang atau lain sebagainya.
Sekilas, hipotesis itu tidak salah. Penilaian pertama seseorang pasti terpacu pada sisi luarnya. Pesawat adalah burung terbang berharga milliaran rupiah, siapapun yg menaikinya pasti milliarder. Sayangnya pandangan umum menentukan yg kaya itu yg sukses, itu yg menang. Jadi cukup sederhana jika hipotesis ini saya tulis.
saya juga tidak tahu, ketika saya menikmati kelas, saya merasa ada pergeseran makna "fastabiqul khoiroot". Mereka terlalu menggebu untuk menunjukkan kelebihan masing-masing. Biasanya saat saya di Inkafa dulu, saya menyebutnya "modus", tapi ini beda. Ini lebih dari itu.
Mereka mempunyai alasan lain. Mereka malah tampak sengja untuk menampakkan diri mereka masing-masing. Poin itu saya tangkap dari setiap pendapat mereka yg disertai dg dalil2 berperspektif solo.
Menanggapi itu, hati kecil saya menyebut itu sebagai "kemenangan dini". Mungkin dg seperti itu, mereka bisa mendapat kemenangan tersendiri atas prestasi dininya lalu dipandang "wah" oleh teman lainya. Hal yg menarik, simpel, dan berdampak baik untuk wajah. Dan mungkin atas alasan itu, akhir2 ini teman malah suka untuk berebut kemenangan dini trsebut. Tapi itu tidak masalah. Itu baik, selama kegiatan itu tidak berhenti di sospem ini saja.
Darinya saya berfikir: untuk yg tdk pernah unjuk gigi, apa mereka tidaklah sang pemenang. Sebnarnya kemenangan tu diawal apa akhir. Ntahlah.
Saya teringat kembali saelah satu awal sebuah ayat(2.148). Yg dlm bahasa saya: stiap orng tu pasti mnguasai bidang2nya msing2. Smua pnya hak untk mnang, tnpa mmandang apkh itu penaik spdah unta, psawat ataukah becak.
Kemenangan adalah milik kita meskipun kita bermodal apa adanya tapi kita bisa mengalahkan mereka ,kemenangan adalah ahk semua orang meskipun dalam tingkat analogi tidak tercapai ada pemikiran kita tapi semangat yang positif dapat diterapkan pada diri kita sebab sebuah motivasi positif sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita.
Thomas alva edision dalam cerita dia adalah murid terbodoh di kelasnya dulu bahkan gurunya pun mencemooh dia dengan mengapresiasikan dia sebagai anak yang bodoh tetapi berkat motivasi dan semangat oleh ibundanya dia sekarang di kenal sebagai ilmuwan terbesar atau mungkin dia sangat berpengaruh terhadap penerangan di dunia ini.
Maka jangan berkecil hati jika anda mengawali kehidupan dengan sebuah kenistaan tapi berkecil hatilah saat anda mengakhiri kehidupan dengan kenistaan karna anda hidup sebagai orang yang tak mampu bukanlah salah anda tapi kalau anda mati sebagai orang yang tak mampu itu adalah salah anda sebab anda tidak bisa mengoptimalkan kehidupan anda secara baek menurut keinginan dan impian anda.03092013.ganesa.rsp
No comments:
Post a Comment