Saturday, November 23, 2013

Salafi vs modern

            Pondok pesantren adalah salah satu jenis sarana pendidikan yang ada di indonesia. Kelahiran pondok pesantren di tanah air, tidak dapat dipisahkan dari sejarah masuknya Islam ke Indonesia dan Wali Songo. Kehadiran pondok pesantren sampai saat ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi umat Islam. Pada awal berdirinya, pondok pesantren umumnya sangat sederhana. Sistem yang lazim digunakan dalam proses pembelajaran adalah wetonan, sorogan dan bandongan.ketiga sisitem tersebutlah yang digunakan sebagai sistem pendidikan dalam pondok pesantren salaf.
            Pondok pesantren salaf adalah pondok pesantren tradisional yang ada di Indonesia.sistem pendidikan di pesantren ini masih sangat tradisional sehinggah jika dilihat dari kacamata era sekarang, pondok pesantren adalah sarana pendidikan yang sistem pembelajarannya ketinggalan zaman. sehingga menimbulkan pemikiran para orang tua era sekarang yang menganut era globalisasi akan berfikir beberapa kali untuk menempatkan anaknya pada sebuah pesantren.
Maka, sejak 1970-an bersamaan dengan program modernisasi pondok pesantren, mulai membuka diri untuk mempelajari pelajaran umum. Pada mulanya, tujuan utama pondok pesantren adalah menyiapkan santri untuk mendalami ilmu pengetahuan agama (tafaqqul fi al-din). Dalam perkembangan berikutnya, sebuah pesantren disebut salaf selagi terdapat sistem pendidikan di atas (tradisional dan klasikal) walaupun dikombinasikan dengan pendidikan formal (MI, MTS, MA, dst) yang mengikuti kurikulum Kemdikbud atau Kemenag. Seperti Pondok Pesantre Al-Khoirot ,malang.maka di sini sistem yang dianut oleh pesantren adalah sistem salafi juga sisitem modern.
Tuntutan globalisasi tidak mungkin dihindari. Salah satu langkah yang bijak adalah mempersiapkan pesantren tidak “ketinggalan kereta” agar tidak kalah dalam persaingan. tuntutan modernisasi dan globalisasi mengharuskan ulama memiliki kemampuan lebih, kapasitas intelektual yang memadai, wawasan, akses pengetahuan dan informasi yang cukup serta responsif terhadap perkembangan dan perubahan. Juga sarana yang memadai bahkan secanggih mungkin bisa dimiliki oleh  pesantren tersebut. maka di sinilah bukti bahwa pesantren telah mengalami modernisasi.
Pondok pesantren mendatang adalah pondok pesantren yang telah menentukan pilihan formatnya pada keilmuan alam.hal ini dicermati dari karakteristk umat islam serta lecenderungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa yang akan datang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Christoper j. Lucas, “pesantren menyimpan kekuatan yang sangat luar biasa untuk menciptakan keseluruhan aspek lingkungan hidup dan dapat memberi informasi yang berharga dalam mempersiapkan kebutuhan yang inti untuk menghadapi masa depan.’’disinilah nantinya akan lenyap kekhawatiran para orang tua yang menghawatirkan akan perkembangan pengetahuan anaknya terhadap zaman menjadi kelegaan,karena anak mereka yang tinggal di pesantren kini tidak hanya akan menguasai ilmu-ilmu agama tapi juga ilmu-ilmu umum.


Wednesday, November 20, 2013

TUHAN YANG ASLI HANYA SATU

Mengenali dan memahami arti sebuah sejarah untuk memperbaiki dan mengerti masalah penyelewengan-penyelewengan yang membuat kita terpengaruh dalam suatu permaalahan sebuah keyakinan atau tauhid.
Membahas tentang sebuah tauhid, akan lebih konkretnya,saya menerangkan dulu tentang arti sebuah tauhid dan pembagian tauhid dalam segi agama.
Tauhid dalam segi agama adalah sebuah keyakinan, yang tidak lain keyakinan tentang keESAan Allah yang meyakini bahwasannya Allah itu satu, ESA, semua agama meyakini itu.
Dalam agama nasrani menyatakan tuhan anak dan tuhan bapa, yang dimaksut tuhan bapa disini adalah Allah, disini menyimpulkan bahwa mereka meyakini akan keESAan Allah, bukan yesus yang mereka sembah tetapi tuhan bapa lah atau Allah yang mereka sembah.
Agama islam telah meyakini keESAan Allah “Qul huwallahu ahad” .. “katakan wahai muhammad bahwa Allah itu satu”. Ayat ini menerangkan bahwa Allah tuhan mereka itu satu dan mereka mempecayai bahwa tuhan mereka Allah satu.
Terus apa bedanya kedua agama ini. . .?
Agama islam menerangkan bahwa tauhid itu terbagi menjadi 3 bentuk tauhid, tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah dan tauhid ubudiyah.
Untuk membedakan perbedaan keyakinan keduan agama diatas, kita perlu memahami tentang tauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah.
Keterangan yang paling konkret untuk kedua tauhid yang akan membedakan keyakinan antara agama islam dengan nasrani.
Tauhid rubbubiyah yaitu keyakinan yang meyakini keESAan tuhan dengan sebuah keyakinan, dalam ruang lingkup hanya meyakini keberadaanNYA, sperti meyakini akan keESAan Allah dengan mengembahNYA tapi tidak dengan aQidah dan syaria’atNYA, dalam artian tidak menjalankan perintah dan menjauhi laranganNYA.
Tauhid uluhiyah yaitu suatu keyakinan yang meyakini keESAan Allah dengan menjalankan syari’at dan akidah yang dibawakan dan diwahyukan kepada baginda besar muhammad SAW, seperti menjalankan sholat,puasa,zakat,ibadah haji maupun syari’at dan akidah yang lain.
Islam adalah agama yang dibawa oleh RASULLULLAH dan RASULULLAH sendiri adalah “khotamul anbiya’ “ atau nabi terakhir dalam sejarah islam.
Pertanyaannya adalah agama apa yang dianut sebelum dicetuskannya agama islam oleh RASULULLAH, padahal dalam sejarah islam ada para anbiya’ yang lain sebelum RASULULLAH . . .?
Ini bentuk salah satu contoh bahwa sebelum dicetuskannya agama islam, mereka (kaum sebelum zaman ROSULULLAH) mempercayai akan keESAan Allah, salah satu contoh yang paling konkret adalah kakek ROSULULLAH yang belum mengetahui ajaran islam, bisa-bisanya menamai putra beliau dengan nama “ABDULLAH”(hamba Allah)  yakni nama ayahanda ROSULULLAH.
Jadi kesimpulannya adalah agama nasrani juga meyakini keESAan Allah dan meyakini tuhan mereka adalah Allah tetapi tidak melakukan syari’at dan akidah yang diperintahkan olehNYA, sedangkan agama islam adalah agama yang menyempurnakan agama yang lain, yang mempercayai keESAan Allah dan melakukan perintahNYA untuk menjalankan syari’at dan akidah yang diwahyukan oleh RASULULLAH seperti sholat,zakat,puasa,ibadah haji dan yang lainnya.
Dalam Al-qur’an ayat terakhir turun sudah sangat jelas, firman Allah yang berbunyi “inni akmaltukum dinnakum” yang artinya sesungguhnya saya(Allah) telah menyempurnakan agama kalian.


Tuesday, November 12, 2013

Langit indonesia merah di matanya

            Langit merah yang kulihat pertama kali saat aku dan kau keluar dari mobil patroli. Bau menyengat yang sangat kuat kutemukan di udara sekelilingku. Bau asap, bau keringat, dan bau darah. Begitu menyengat menjadi bumbu-bumbu udara.
            Komandan sudah memutuskan bahwa aku dan kau adlah patner. Selama kau bernafas, selama itulah kita akan bejuang bersama. Sudah menjadi kaulku bahwa nafasmu adalah nafasku. Semangatmu adalah semangatku.kita...
“menyebar”
Seru komandan. Pada saat itu semua berpencar. Menyebar. Hingga menjadi lebur dengan warna merah di udara. Melebur. Hingga menjadi lenyap dengan puing-puing yang berserakan, berhamburan, dan berjatuhan. Satu persatu semua menghilang dari jangkauan. Kita ke sayap kiri, tempat dimana api menyatu dengan gumpalan asap yang membumbung tinggi. Memang menyeramkan tapi kita tak gentar.
            Kau berlari bersama beberapa temanmu, memimpin sayap ini yang hanya ada tiga jasad bernyawa. Semakin melebur ke dalam, semakin menuengat bau anyir dan sangit. Suara jeritan-jeritan juga tangisan-tangisan. Begitu piluh namun tak ada kata rapuh.
“awas ada bom susulan”
Teriakmu tanpa berhenti berlari.
Aku melihat beberpa orangmu berpencar. Menyebar. Kau lurus ke depan, satu ke kiri, satu ke kanan, satu lagi ke barat daya.
Aku juga mendengar suara orang-oran yang berteriak ketakutan. Namun hanya sejenak. Kemudian semua menjadi diam. Bungkam. Sebentar dan untuk selamanya.
Seketika suasana menjadi tenang. Legang. Begitu sunyi hingga kau merasa khawatir. Tapi sekeliling hanya ada asap yang semakin menyesak. Kau menutup hidung namun matamu semakin awas
Kau menanti
Seperti singa yang tengah mengincar mangsanya
Menunggu sampai tiba saatnya
Taring kau siapkan, tak kalah dengan kkuh yang kau asah. Ada pergerakan di balik gumpalan hitam. Seperti bayangan yang menghilang.”kriek” terdengar seperti suara puing rapuh yang terinjak. Kau dan aku waspada.
Kau siapkan senjatamu begitu juga dengan aku.
Akhirnya kita sepakat. Sekaranglah saatnya...
Musuh di depan mata. Mangsa yang mencoba memberontak. Tapi dia terlambat satu langkah dari kita. Ia gugup atau mungkin kaget, itulah yang membuat musuh sulit mengalahkan kita dua lawan satu. Akhirnyamusuh tumbang.
Kita maju ke barisan depan.
            Kau bertemu dengan teman-temanmu di sana. Orang pribumi. Pejuang tanpa senjata. Mereka dengan tangan hampa namun tak satupun mau menyerah. Kita melebur dengan mereka. Merapatkan barisan dengan shaf mereka. Mereka tahu siapa kita. Salah satu dari mengangguk ke arah kita. Ucapan selamat datang. Bergabung. Aku lihat beberapa orang bersembunyi diam, beberapa lagi merapalkan do’a, dan beberapa lagi bergerak mengendap-endap.
Pertarungan di mulai.
Lemparan batu dibalas dengan peluru. Raungan pita suara di saingi dengan raungan granat. Mereka biadap. Pertarungan tak imbang. Namun teman-temanmu tak putus asa. Satu dua kalian tumbang. Tapi kalian tetap menantang lawan. Bertahan, dengan menahan peluru merobek tubuh.
Sebentar lagi...
Malam aka menetralisir suasana ini. Genjatan senjata sementara.
Hanya beberapa gelintir nyawa yang masih sanggup menyambut malam berkabut. Menikmati kesunyiannya. Suasana menjadi tenang. Serempak beberapa orang mencari tempat persembunyian. Mungkin untuk istirahat atau mingkin mengatur siasat. Siapa yang tahu, semua sudah menjadi kodrat. Kau dan aku kembali menyisir daerah sekitar. Menyapa bebrapa temanmu yang selamat dan melapor pada komandan.
            Ternyata malam begitu tenang di balik suasana yang emncengkam. Kita sedikit lega, setidaknya malam ini aman tanpa ada suara bising.
Kita kembali berjalan...
Ada suara berisik dari balik puing bangunan yang masih utuh. Aku dan kau mulai waspada. Puingitu tidak begitu jauh, jadi kita mulai mendekatinya. Anehnya ada suara namun tak ada tanda-tanda pergerakan.
Kita tetap melangkah maju
Dan itu dia
Sebuah jasad mungil yang merengkuh di sudut bangunan itu. Meringkuk, memeluk lutut hingga wajahnya tenggela dalam tubuhnya. Hanya segelintir jasad yang masih bernyawa. Begitu mungil. Kau mulai mendekatinya...
Ternyata ia seorang gadis kecil.ia menatapmu atau mungkinmenatap kita berdua.
            Aku dapat melihat malam di matanya. Begitu bening dan dalam. Gelap dan bersinar. Namun lembap, seperti mutiara di dalam lumpur. Begitu di sayangkan, mata itu di kelilingi bekas air mata yang masih basah.
Ya tuhan...
Tatapan itu begitu dalam. Seakan ingin merobekmu,menuduhmu...
Gadis itu hanya sejenak menatapmu, namun sudah cukup untuk mengirimkan sinyal itu kepadamu. Perasaan itu...
Sebuah kekalutan...
Kehilangan...
Kesendirian...
Luka dalam yang sangat menyakitkan.
Sejenak kau tertegun. Seakan dapat merasakan sakit itu. Kau memang merasakannya, aku saja yang memiliki rasa.
Gadis itu menerobosmu, ia berlari tanpa menatapmu lagi. Seakan takut akan ada yang membunuhnya. Ia berlari dan ketakutan.
“hei tunggu”
Teriakmu saat ingin menghentikan gadis itu. Kemana ank itu? Batinmu. Ia berkeliaran malam hari sedang keadaan gelap dan mungkin tidak aman. Kau menghawatirkannya.
            Kau bermaksud mengejarnya, mengikuti jejak di atas abu dan suara angin yang menderu. Malam semakin dalam dan dingin mulai menusuk tulang. Tapi kau belum menemukannya.Suasana begitu hening dan gelap. Hanya ada penerangan dari cahaya rembulan yang dermawan. Kau kesulitan mencarinya.
Hingga kau menyerah. Pasrah...
Pagi sudah hampir tiba dan kau harus bersiap untuk mengangkat senjata.”dimana gadis itu?” lirihmu menutup malam itu.

            Ternyata pagi datang dengat cepat. Bahkan sholat shubuh pun kau kerjakan dengan tergesah-gesah. Berjama’ah dengan segelintir nyawa yang tersisah. Hanya tersisa satu orangmu dan pagi ini kau juga kehilangan kontak dengan komandanmu.
Kau mulai sendiri...
Menjelang dhuhah kau masih bergelut dengan siang yang mulai terik. Logam berjatuhan, gemerisik di atas pasir reruntuhan. Suara jeritan sudah menjadi lagu langganan. Suara anak kehilangan ayah atau ibu, suara istri kehilangan suami atau sebaliknya, suara tubuh yang tergores peluruh. Suara kematian. Suara penjajahan.
Kau mulai lemah, karena akupun juga melemah. Tapi kau bisikan ditelingaku “kita harus kuat”. Hingga akumenghafal kata-kata itu dengan otakku yang dangkal. Namun...
Tuhan memberikan pertolongan. Sebuah transfer semangat perjuangan. Kau melihat gadis itu. Duduk diam bersembunyi. Ia menatapmu dengan mata yang ternyata sangat indah. Mata seseorang yang ingin di lindungi.
            Kau kembali mengajakku maju. Dengan semangat baru, tak peduli berapa banyak peluru menembus tubuh. Kau sudah bertekad untuk melingi gadis itu. Negeri itu.
Kau berteriak lengking”maju” dengan suara yang mengganjal tenggorokan. menyakitkan sebenarnya, tapi kau tak ingin merasakannya.
“Tuhan bersama kita”
Sorak beberapa pribumi yang tak gentar mati.
Kembali memberimu semangat. Suara-suara itu,teriakan-teriakan itu, juga jeritan-jeritan itu. Semua ibarat imunisil yang menyuntikmu dengan berjuta semangat dan kekuatan. Tak ada lagi rasa sakit, yang ada hanya semangat agar bumi indonesia tidak raib. Hidup atau mati sudah tak penting lagi. Seluruh nafas, seluruh hidup hanya untuk berjuang dan berjuang...
Demi orang-orang ini
Demi dhuhah yang menjadi saksi
Demi gadis kecil yang bersembunyi
Demi keluarga pertiwi
Bemi rasa cinta, rasa bangga
Demi nusantara
Demi indonesia
Kau tetap melangkah dengan tubuhberdarah, wajah mengelupas tersobek senjata. Tapi tak ada rasa sakit. Semua rasa itu telah raib.

            Kau melihat beberapa musuh mendekati tempat persembunyian gadis itu. Kau tak rela. Kau berlari menghalangi mereka. Aku tahu gadis itu ketakutan.kulihat mata tajamnya berair dan bergetar. Mata bening yang kini sedikit redup oleh pemandangan siang.
Aku melihat reruntuhan bangunan di matanya, puing-puing berjatuhan, satu persatu nyawa tumbang, juga langit indonesia yang menghitam, semua kulihat di matanya.
Kau sekarang sendiri, karena aku sudah terlebih dulu undur diri. Aku tamat. Aku abis. Tapi aku masih melihat, kau tetap menggandengku. Melawan mereka dengan tubuhku yang tak bernyawa. Jasad yang sejak awal tak ingin bernafas. Hanya menjadi sebongkah benda,tapi kau mempercayai aku sebagai patnermu...
Aku berterima kasih, juga meminta maaf..
Kaupun akhirnya melihat gadis itu yang menangis ketakutan. Musu semakin beringas. Kau kini menahan kesakitan.
Mengapa sakit itu harus datang?. Batinmu. Aku tahu kau sudah semakin lemah, sudah hampir tumbang. Tapi semangatmu tak padam.
Kau pejuang
Hidup mati untuk perang
Untuk kedamaian dan ketenangan
Untuk kebebasan dan kemerdekaan
Untuk indonesia...
Ternyata tuhan mengabulka do’a kita. Kau berhasil menumbangkan meeka meki kau sendiri harus tumbang.
            Sekaranglah rasa sakit itu sirna. Hilang. Melayang dalam ketenangan. Ku lihat gadis itu menangis. Andai saja aku punya air mata mungkin aku juga akan menitikkannya. Tapi apa daya, aku hanyalah sebuah benda. Sebuah pistol          . yang sekarang sudah tak berguna lagi tanpa kau sang tuannya...
Tapi aku bangga. Sampai titik darah penghabisan kita berjuang. Meskipun kita tidak bisa lagi melihat langit siang, beningnya langit malam, juga api yang hampir padam. Setidaknya aku bisa melihat gadis itu mendekati jasadmu yang tergeletak tak jauh darinya.
Aku masih bisa mendengar tangisannya, jeritannya, yang pertama kali sejak kita bertemu dengannya tadi malam. Andai kau masih bisa mendegarnya...
“bangun pejuang, bangun...ayo bangun pahlawan...indonesia membutuhkanmu”
Tapi kau tetap tak membuka matamu. Tangisannya mengiringi kepergianmu.
            Dan aku juga melihat betapa langit indonesia merah di matanya.
            Langit indonesia yang merah, menghantarmu melayang ke angkasa. Dengan setumpuk harap dan do’a. Kau yakin tuhan maha pemurah akan mengabulkannya bahwa indonesia pasti merdeka...
Selamat jalan pahlawan...






Wednesday, November 6, 2013

kemunafikan sejarawan



 Perjalanan hidup dalam suatu sejarah terasa begitu pentingnya, apalagi terhadap seseorang yang notabenenya begitu masyhur dikalangan masyarakat bahkan kemasyhuran yang datang akibat  budi pekerti maupun akhlaq yang mulia.


Kita dapat menilai dan menimbang pentingnya arti sebuah sejarah yang asal mulanya dari sebuah peradaban tempo dulu, peradaban masa lalu yang di lakukan makhluk hidup sebelum kita berada di dunia yang penuh kebohongan ini,. kenapa saya mengatakan dunia yang penuh kebohongan .?. . karena sejarah-sejarah yang kita terima saat ini mungkin hanyalah sebagian dari keabstrak kan sebuah sejarah, . kita adalah korban dari para sejarawan yang munafik.
Sejarawan terkenal asal pacitan soedjiwo tedjo pernah mengatakan saat seminar bahwasannya   “ seorang sejarawan itu munafik”.  Sebab mereka memperkenalkan suatu sejarah hanya dalam segi positifnya saja sedangkan negativ nya tidak, dalam seminarnya soedjiwo tedjo menyatakan ketika pahlawan peperangan 10 november di surabaya, bung tomo dan para pemuda surabaya dulu berperang tidak hanya melantunkan ucapan “Allahuakbar” saja, melainkan ucapan  “jancuk” pun di ucapkan waktu peperangan, sejarah ini tidak bisa dipungkiri karena bagi pemuda surabaya ucapan “jancuk” adalah sebuah simbol kemarahan, awal dari sebuah organisasi yang di deklarasikan oleh soedjiwo tedjo “jancukers”, yang menyatakan semua manusia “jancuk” semua.
Pahlawan revolusi kita Ir.soekarno, sejarawan memandang beliau baik maka dari itu kita juga memandang beliau baik, tetapi apakah sejarawan pernah membicarakan tentang keburukan beliau bukankah tak ada yang sempuran di dunia ini. Ir.soekarno pun begitu, banyak kekurangan-kekurangan yang beliau miliki.
Pada masa orde baru, Ir.soekarno memimpin sebagai tatanan tertinggi di masa itu, tidak ada yang berani menantang beliau karena beliau pahlawan revolusi. Apakah pada saat itu rakyat kita hidup dengan aman, tentram dan makmur ?. . . tidak,  banyak kejahatan dan kekejaman melanda masyarakat. Mahasiswa-mahasiswa pun banyak yang menuntut beliau untuk turun jabatan karena ketidak adilan yang dirasakan oleh masyarakat, Ir. Soekarno haus akan kekuasaan, haus akan wanita dan haus akan sebuah harta, bukankah sama artinya kita kembali ke zaman jahiliyah yang Cuma hidup berdasarkan tahta, harta dan wanita. Pada saat itu berdirilah organisasi komunis, partai komunis indonesia (PKI), organisasi masyarakat, oragnisasi pemberontak yang mau mengambil alih kekuasaan atas bumi pertiwi kita, indonesia. Ir.soekarno yang yang mendengar berdirinya organisasi tadi tidak tinggal diam, beliau menggerakkan teori-teori politik untuk menjerumuskan dalam sebuah lembah kekejian.
Masa Ir.soekarno berakhir, pemerintahan negara pun diambil alih oleh pimpinan tentara “Ir.soeharto”, pahlawan pemberantas pemberontak PKI setelah kepemimpinan Ir.soekarno yang menjerumuskan PKI, pemberantas pemberontakan PKI Ir.soeharto sebenarnya hanya menjadi seorang eksekusi untuk PKI bukan pemberantas, pemberantas yang sebenarnya adalah Ir. Soekarno yang bekerja di belakang pemberantasan, PKI di bubarkan dan anggota-anggotanya yang masih ada di siksa oleh pemeritah seperti penyiksaan pada masa peradaban romawi.
Pertanyaannya apakah para sejarawan pernah menyatakan separti ini, sejarawan hanya memandang sebelah mata padahal mereka tidak tahu bahwa sesungguhnya segala sesuatu ada sisi baik dan buruk nya, jangan memandang segala sesuatu dengan sebelah mata karena orang picek itu sangatlah picik.07.11.13.raden